Day 8 : A Letter.

Yogyakarta, 28 November 2013. Malam. Sunyi.

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuuh.

Apa kabar? Semoga kamu baik-baik saja ya. Aku disini baik-baik saja. Apa? Kau tidak menanyakan kabarku? Baiklah.

Bagaimana kehidupanmu disana? Menyenangkan?

Hari ini aku akan menuliskan surat cinta untuk seseorang yang ada di hidupku. Surat cinta? Kamu tau benar aku tidak pandai menulis surat, terutama surat cinta. Jadi maklumi saja ya bila isi surat ini ngelantur kemana-mana.

Dan kenapa harus kamu? Ya suka-suka aku dong. Walaupun aku tidak yakin surat ini akan benar-benar sampai dan terbaca olehmu.

Lagi-lagi harus berurusan dengan surat cinta. Tunggu, ini pertama kalinya aku menulis surat cinta. Jadi, bukan "lagi-lagi" ya.


Rasa rindu menguap di pojokkan Kecamatan Condong Catur. Rindu yang berkecamuk, tapi tak hanya untukmu saja loh. Tapi, aku tetap merindukan waktu-waktu kita bersama.

Tak terasa sudah bertahun-tahun sejak kita bertemu. Hah, rasanya aku sudah tua saja. Walaupun aku rindu dipanggilmu dengan sebutan kesayangan, spesial dari kamu.

Begitu banyak memori yang menggenang, rasanya tak mau hanyut dari sungai pikiranku. Kenangan-kenangan manis yang kita lalui, terlalu indah untuk dilupakan. Apakah kau sama denganku? Kurasa tidak.

Kau sudah senang dalam duniamu, bukan? Bertemu dengan banyak orang. Menyelami bidang yang kamu tekuni. Jika aku jadi kamu, mungkin aku sudah pusing tujuh keliling. Hahaha.

Apa kamu rindu aku? Hahaha. Semacam hal yang amat impossible bukan? Atau bahkan pertanyaannya adalah, "Apa kamu ingat aku?"

Di sela penatmu memahami lecture dari dosen-dosenmu. Di waktu kau sedang berkutat dengan tugas-tugasmu (yang mungkin membuatku sudah angkat tangan melihatnya). Di saat matamu tengah lelah memandangi layar dengan sinar yang menyilaukan.

Rasanya aku terlalu banyak memikirkan kamu. Hahaha. Abaikan saja kalimat barusan.

Memori. Mereka bilang jangan melupakan memori-memori indah. Tapi, untuk apa hanya mengenang memori indah bersamamu ketika aku hanya menelan kepahitan dari fakta yang ada? Untuk apa mengingat kembali obrolan singkat yang bermakna (bagiku) ketika sudah terbangun dinding besar yang transparan, membelah dunia kecil kita, membuat batas canggung yang begitu 'luar biasa'.

Kamu. Kurasa ini bukan surat cinta. Aku memang tak mahir membuat surat cinta. Jika kau tidak keberatan, maukah kau mengajariku menulis surat cinta? Kau tahu, kau bisa saja mengajariku dengan mengirim surat cinta kepadaku bukan? Hahaha.

Bocah kecil ini makin sering ngelantur aja. Maafkan aku ya.

Tak banyak yang ingin kusampaikan. Baik-baik disana! Jika kau tak keberatan, ajaklah aku bermain kesana. Aku ingin melihat gemerlap lampion indah di antara kelamnya langit malam. Bersamamu.

Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabaraktuuh.

Tertanda,

Iffa Karina Permatasari.
(kan biasanya ada surat yang dibacain di radio. Kalau begitu aku pengen request lagunya mas-mas One Republic yang Apologize dong.)

Vote ya! ^^
Diriku di ....... yang akan datang
  
pollcode.com free polls 

Comments

Post a Comment

Coretan atau catatan kecil dari kamu akan sangat berarti buat penulis. Terimakasih :)