Sepotong Kisah Gadis Konyol

'Assalamu'alaikum.'

Yah, bahkan sebuah kata salam tak diucapkannya. Walaupun ibunya sudah memberitahukannya untuk berhati-hati.

BRMMMM...

Suara motor distarter mengisi kekosongan suasana di minggu pagi itu. Ya, kali itu adalah minggu pagi yang cerah. Terdapat ibu-ibu sedang mengobrol di depan rumahnya. Anak-anak kecil bermain sepeda, bermain lompat tali. Terlihat begitu damai dan menyenangkan.

Gadis itu kini sudah duduk manis di  atas motornya. Bersiap untuk menjelajahi jalan yang... sudah biasa ia lewati. Namun kali ini ia sendirian. Ya, ia kembali melakukan rutinitas yang sudah tak lama dilakukannya.

Tangan kanannya mulai bergerak di atas stang motor supaya motor tersebut dapat berjalan. Sementara tangan kirinya berada di stang satunya, berusaha menyeimbangkan diri. Dan kurang dari lima detik, motor tersebut sudah melaju bersama gadis itu.

Terpaan angin membasuh wajahnya. Meniup lapisan epidermis yang menyelubungi wajahnya yang sederhana. Matanya terbuka lebar, terpesona akan indahnya sepotong dunia di bagian Jogjakarta. Kedua ujung bibirnya berkontraksi, melukis sebuah senyuman indah untuk mengawali pagi hari itu.

Di suatu titik, ia berhenti. Menengok ke kanan dan ke kiri. Melihat apakah ada kendaraan lain yang melaju demi kesibukan mereka masing-masing. Kosong.


Gadis itu segera membelokkan stangnya, kemudian berusaha untuk memutar balik. Kemudian ia melaju lagi. Membelok ke barat kemudian membelok kembali ke selatan.

Jalan begitu sepi. Kali kecil atau empang yang berada di sisi kanannya pun tak berpenghuni. Lamunan kecilnya dibangunkan oleh suara motor yang melaju dari arah selatan. Gadis itu kembali sadar kemudian melaju lagi, membelok ke arah yang ia tuju.

Kali itu, dia sudah berada di sebelah barat masjid. Gadis itu hendak membelok ke kanan, namun ada motor yang melaju pelan dari arah kiri. Seketika itu dia bimbang. Galau. Yah, dia memang tidak terlalu pintar mengendarai motor.  Seketika itu motor lain membelok ke arahnya, dan gadis itu akhirnya memutuskan untuk membelokkan stangnya ke arah kiri, menuju rumahnya.

Sebenarnya gadis itu sadar, motornya terlalu mepet dengan tiang di pinggir jalan. Tiang itu begitu besar dan gadis itu pasti melihatnya. Namun sepertinya otak gadis itu sedang konslet. Ya, ia terus melaju sampai spion kirinya menabrak tiang tersebut sehingga ia bersama motornya terbanting. Cukup konyol?

Sangat konyol. Orang-orang segera datang, berniat tulus ingin membantu gadis konyol itu. Seorang pemuda membantu gadis itu menegakkan kembali motornya. Gadis itu menoleh pada sang pemuda dan berucap terimakasih sambil menyunggingkan senyum. Walaupun sebenarnya badan gadis itu gemetar.

Seorang bapak bertanya pada gadis itu apa dia baik-baik saja. Gadis itu menyunggingkan senyum dan menjawab, "iya.". Ibu-ibu di ujung jalan berpesan agar gadis itu lebih berhati-hati lagi.

Masih dengan badan gemetar gadis itu melaju, menuju ujung jalan yang sebenarnya tiada ujungnya. Tiba-tiba ia berhenti, sekedar membetulkan spion yang bengkok, dan memutar balik menuju rumahnya.

*******

Saat jatuh tadi, kejadian terjadi begitu lambat. Spion kiri menabrak tiang, motor oleng dan terjatuh ke kanan. Gadis itu sempat menapakkan kakinya di aspal namun ia malah terjatuh. Ada suatu titik dimana ia bisa berdiri kemudian menahan motor dan menyelamatkan dirinya. Tapi pikirannya terlalu kalut sehingga 'penyelamatan' diri pun tak bisa ia lakukan...

******

Konyol bukan? Ketika aku melihat sebuah kecelakaan, sepertinya terjadi begitu cepat. Yah, kecuali di film-film yang memang sengaja di-slow motion-kan. Ternyata kejadian jatuh tadi terjadi begitu lambat, dari sudut pandangku. Saat itu juga aku sadar, aku belum berpamitan pada ibu bapak, aku lupa membaca doa keluar rumah dan berkendaraan. Hal-hal kecil seperti ini bila dilupakan akan berdampak besar.

Dan satu hal yang kupelajari dari kecelakaan kecil yang konyol tadi. Kalian tahu aku sedang belajar mengendarai motor? Ya, aku memang belum bisa lancar dan berani mengendarai motor hingga jalan raya. Dan minggu pagi yang cerah ini, aku kembali belajar lagi.

Ketika aku belajar, pasti akan ada suatu kegagalan. Seperti anak kecil yang belajar mengendarai sepeda. Pasti ia akan terjatuh. Entah itu masuk ke got, terjatuh ke rerumputan yang tertiup mesra oleh angin. Atau bahkan terjatuh sebelum menaikki sepeda (nah ini lebih konyol lagi.) Aku memang sudah pernah terjatuh saat mengendarai motor, dan aku hampir menangis karenanya. Kini aku terjatuh lagi, dan air mata tak memunculkan dirinya bahkan di pelupuk mataku. Ada secuil hatiku mengatakan, "aku sudah dewasa."

Yah, walaupun aku belum berKTP seperti anda-anda yang mungkin sedang membaca ini. Walaupun aku belum memiliki hak untuk memilih dalam pemilu tahun 2014 nanti.

Aku belajar, kegagalan akan membuat kita semakin dewasa. Kegagalan akan menguatkan hati kita, mengukuhkan pikiran kita, bahwa setelah gagal, kita pasti akan berhasil. Dan waktu berhasilnya akan menjadi sangat indah ketika kita ingat ketika dulu kita pernah gagal.

And if you fall, keep going and learn from it.
Do'akan aku supaya aku segera bisa mengendari motor tanpa terjatuh lagi! Jiwa berkenala ini begitu membuncah untuk menguak tiap sudut kota budaya ini.

Salam hangat dari (calon) 'geng motor',

Iffa Karina Permatasari

Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuuh. Dan aku bukan geng motor. Itu cuma kiasan. :3

Comments

  1. Replies
    1. Makanya MOVE ON dari sepeda wekekek. Lagian waktu di bekasi aku juga sering kok belajar motor ._.

      Delete

Post a Comment

Coretan atau catatan kecil dari kamu akan sangat berarti buat penulis. Terimakasih :)