Sepucuk Surat

Jogjakarta, 27 November 20xx. Malam. Sunyi.

Assalamulaikum.

Sore ini. Rintik-rintik. Hujan menyelimuti kabupaten Sleman. Tak dapat begitu saja menghentikan aktivitas manusia-manusia yang sibuk. Tidak juga dengan aku.

Apa kabar?

Satu kalimat pendek yang tidak bisa aku ucapkan padamu.

Dear you,

How's life? Everything's fine? I think that you're tough enough to face your life. Me? I'm fine. Oh, who am I?

Don't you remember our first meeting in late summer? Yeah, you know that I didn't recognize you back then. But they said, "It's awesome how you can fall in love with a person you didn't even notice at the time you met them."


Aku tidak tahu namamu, walaupun kamu sudah memperkenalkan dirimu. Maafkan atas diriku yang tidak mudah mengingat orang, haha. Tapi aku tau seseorang yang amat menonjol hari itu. Tentu saja karena kesalahan yang telah ia perbuat. Dan kesalahan itu adalah hal yang amat sangat konyol. Jangan menyangkal, itu memang benar.

Dan ketika aku sudah 'bertemu' dengan kamu, it was like, "Jadi itu kamu?"

Iya, itu kamu.

Membuat perutku penuh dengan kupu-kupu yang berterbangan. Membuat jantungku berdebar berkali-kali lebih cepat. Membuat pipiku menaikkan suhunya beberapa derajat. Membuat napasku tertahan untuk sekian detik.

Itu kamu.

I fall for your warmness. your laugh. your kindness. your stubbornness. your jokes. your smile.

You.

Aku jatuh untukmu. Aku jatuh. Untukmu.

Tapi, semua telah berubah. Aku tidak sama seperti aku yang kemarin. Dan kamu tidak sama seperti kamu yang kemarin. Aku ada disini. Dan kamu berada jauh disana. Aku telah bertemu begitu banyak orang. Dan kamu juga telah bertemu dengan banyak orang. Aku tidak tahu kemana hatimu telah berpetualang. Dan kamu (mungkin) tidak tahu kemana hatiku mengarungi kerasnya hidup.

Melihat segala hal yang mengingatkanku pada dirimu. Sama saja dengan menguak segala memori yang telah kita lewati. Merobek selubung yang telah membungkus rapih perasaan ini. Membuka kembali luka, yang telah lama ada.

Kamu, iya kamu.

Berbaik-baiklah disana. I know that you're tough and awesome enough to face your life. I'm fine here, trust me. Thank you for those memories. Though we didn't spend much time together, I cherished every single second that I have spent with you very much.

"But just like tea. The bitter, the better. Right?"

Wassalamu'alaikum.

Comments

  1. numpang share ya min ^^
    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Coretan atau catatan kecil dari kamu akan sangat berarti buat penulis. Terimakasih :)