30DBC #10 - A Trip to Laos P.1

Hai!

I'm starting the day with writing blog because if not, I'll forget of writing one again LOL.

So, hi! Iffa lagi disini! (Ya siapa lagi ya) Dan masih di Tantangan 30 Hari Menulis Blog.

Post kali ini sudah memasuki hari ke-10, which means aku sudah sepertiga jalan hurray! Tema hari ke-10 ini adalah "Best Trip of Your Life" atau "Perjalanan terbaik yang pernah kamu lakukan di hidupmu"

Nah ini rada-rada membingungkan sih. Karena, banyak banget trip-trip yang berkesan dalam hidupku. Aku akan memilih satu yang agak-agak terbaru supaya apdet. Wkwk. Apaan sih, Fa. And psst, this is my first trip abroad lol.

Warning: Karena ini cerita tentang perjalanan, it's going to be loooong!


~~~ Prolog ~~~


Pertama, aku akan bercerita dulu kenapa aku bisa ke Laos. Alhamdulillah, aku diberi kesempatan untuk mengikuti konferensi ilmiah para epidemiolog lapangan/field epidemiologist yang bernama TEPHINET. Kali itu, konferensi ilmiah diadakan di Vientiane, ibu kota negara Laos.

Laos adalah bagian dari Asia Tenggara dan merupakan negara landlock, alias, nggak punya pantai. Hidup di negara kepulauan, karakteristik landlock ini menangkap perhatianku. Udah sih itu, wkwk.

Land-lock country. Diapit Thailand, Kamboja, Vietnam, Cina dan Burma


1. Biaya

Alhamdulillah, aku mendapat dukungan dana untuk perjalananku ke Laos, termasuk tiket pesawat dan penginapan. Tapiii, tiketnya nggak dibeliin. Jadi aku harus beli tiket sendiri dulu. Setelah sampai di Laos, baru diganti uangnya. Sistemnya reimburse gitu. Jadi lah aku memperhatikan harga tiket dan promo wkakakak.

Rute perjalananku adalah Jogja-Jakarta-Bangkok (Thailand)-Vientiane (Laos). Karena aku berangkat dari Jogja, jadi harus ke Jakarta dulu karena nggak ada penerbangan dari Jogja langsung ke Laos. Kemudian, nggak ada juga penerbangan langsung dari Jakarta ke Laos, jadi harus transit di Bangkok/Survarnabhumi Airport.

Ini biaya yang aku habiskan untuk perjalanan dari Jogja ke Vientiane.
a. Jogja-Jakarta: Rp315.000,00
Aku bisa naik pesawat sih, tapi kalau hari Minggu mahal, jadi aku naik kereta yang harganya sama sepanjang masa wkwk. Harga kereta Jog-Jkt bisa dibeli mulai dari 74 ribu rupiah untuk ekonomi, 200 ribu rupiah untuk bisnis, dan 350 ribu rupiah untuk eksekutif. Dengan alasan-alasan tertentu, aku beli tiket kereta eksekutif wkwk seharga 350 ribu tapi cashback T***pedia 35 ribu, wk. Harga segitu juga bisa dapet tiket pesawat termurah di tanggal/hari normal (bukan minggu, bukan liburan)

b. Jakarta-Bangkok-Vientiane (PP) : +-Rp4.300.000,00
Nama penerbangannya Thai Airways. Apparently, Thai Airways itu kayak Garuda-nya Indonesia. Penerbangan terbaik lah di Thailand. Tapi, ini tiket termurah yang bisa aku dapatkan waktu itu. Garuda bisa nyampe 8-10 juta PP. Lebih mahal dua kali lipat wkwk. Padahal, kata salah satu traveler yang temanku temui saat dipesawat, Thai Airways ni paling enak buat berpergian dari Jakarta-Bangkok dibandingkan berbagai penerbangan lain yang ada. Paling mulus. Dan servicenya TOP banget sih menurutku.

(TIPS! Kalau mau beli tiket pesawat abroad, langsung cari harga PP aja, karena biasanya penerbangan punya paketan gitu buat PP jadi lebih murah harganya, bisa beda sampai 2 kali lipat)

c. Jakarta-Jogja: Rp335.000,00
Pulang dari Jakarta aku pake pesawat karena mesti extremely tired. Alhamdulillah ada tiket murah di hari Sabtu. Ini Lion ya btw. Garuda/citilink mana dapet segini.

Hal penting lain yang membutuhkan duit adalah paspor. That was the first time I go abroad. Jadi, aku harus bikin paspor dulu. Bikin paspor 48 halaman membutuhkan biaya sebesar Rp355.000,00. Itu aku bikin di Jogja. Jadi-nya sekitar 5 hari kerja. Dan bikinnya gampang banget kok! Yang penting dokumennya sudah lengkap aja. You need KTP ASLI, KK ASLI, dan AKTE LAHIR ASLI. Semuanya dibikin fotocopy-annya 1 rangkap kalau nggak salah. Inget ya, tiga dokumen itu harus dibawa aslinya. Kantor Imigrasi nggak akan mentoleransi perantau (kasus teman-temanku yang perantau). Jadi mereka harus nunggu KK asli mereka dikirim dari rumah masing-masing baru bisa bikin paspor.

Do we need Visa?

Alhamdulillah tidak saudara-saudara! Indonesia dan Laos sama-sama berada dalam lingkup ASEAN yang bebas visa. Di Bandara Wattay, Vientiane, nanti ada beberapa loket imigrasi. Kita tinggal mengantri di loket khusus ASEANs.

What about accommodation fee?

Alhamdulillah (lagi), untuk akomodasi aku didanai. Menginapnya pun di hotel tempat konferensi berlangsung. Jadi kurang tepat jika ingin dijadikan referensi kalian yang mau backpacker. Hotel yang aku tempati costs 80USD per malam, wkwk. Jangan nginep disitu kalau kamu hanya punya dana pas-pasan. Oh, it's Don Chan Palace Hotel if you want to know. Lumayan banyak guest house yang bisa kamu tempati kalau mau travelling di Vientiane. Aku lupa kisaran harganya :(

2. Tempat Wisata
Tempat wisata yang dominan di Vientiane, Laos adalah tempat ibadah. Agama mayoritas di Laos adalah Budha, sehingga banyak sekali wat/temple/kuil yang menjadi tempat wisata. Beberapa diantaranya adalah Wat Sisaket, Wat Phra Keo, That Luang, dan Wat Si Meuang. Tiga pertama berhasil aku kunjungi, berkat paket field visit yang merupakan bagian dari konferensi.


Wat Sisaket

Credit: hellolaostravel[dot]com
Wat Sisaket, one of the most beautiful temples in the capital. Itu kubaca dari buku field visit konferensi yang mendeskripsikan tempat-tempat wisata ini wkwk.

Kuil ini dikelilingi oleh bangunan yang didalamnya ada berbagai patung Buddha. Di bagian teras dari bangunan kuil juga terdapat beberapa penjelasan mengenai sejarah-related things. LOL.

Tersedia dalam bahasa Laos dan Perancis. Ya kan aku jadi nggak bisa tau maksudnya apa :(
Wat Sisaket buka setiap hari, dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Harga tiketnya adalah 3.000 LAK/ Rp5.000,00 untuk warga lokal, dan 10.000 LAK/ Rp17.000,00 untuk turis.


Wat Phra Keo

In front of Wat Phra Keo, mostly with Indonesia Team 


Salah satu kuil terkenal juga di Vientiane. Tapi yang ini lebih digunakan sebagai museum religius. Disana terpajang berbagai koleksi seni Laos. Waktu itu, aku nggak masuk ke dalam tapi. Hanya di luarnya aja.

Jam bukanya sama. Setiap hari buka dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Harga tiketnya juga sama, 3.000 LAK/ Rp5.000,00 untuk warga lokal, dan 10.000 LAK/ Rp17.000,00 untuk turis.


That Luang
Bersama dengan sebagian peserta konferensi
That Luang, the holiest site in Laos. Seluruh bagian "monumen" That Luang ini beneran warnanya emas gitu, guys. Bagus banget dah.

Harga tiketnya masih sama dengan kedua wat sebelumnya, yaitu 3.000 LAK/ Rp5.000,00 untuk warga lokal, dan 10.000 LAK/ Rp17.000,00 untuk turis.


Patuxay Monument
Maaf ya, sengaja aku gelapin, hehe.
Patuxay (baca: patusai) monument menjadi tempat wisata nomer 1 yang ingin aku kunjungi di Laos. Why?

Patuxay monument ini bisa dibilang merupakan "adik"nya Arc de Triomphe, sebuah monumen di Paris. Struktur bangunannya hampir mirip dengan monumen terkenal di Paris itu, tapi tetap ada aksen "Asia Tenggara"nya. Kita bisa naik ke atas monumen, melewati berapa flight of stairs yang.... cukup melelahkan buatku (jompo emang Iffa ni). Nah, di lantai-lantai menuju bagian atas monumen, ada beberapa kios yang menjual oleh-oleh khas Laos. Ya, biasa lah ya. Di tempat wisata suka ada yang jualan oleh-oleh. Tapi, kemarin aku ga beli oleh-oleh disini. Pertama karena udah sempet beli oleh-oleh. Kedua karena aku nggak yakin harganya bisa semurah di tempat aku beli oleh-oleh, wk.

Nah, sampe atas nih akhirnya!

Sakjane kuwi muka lelah bar naik tangga

Dari bagian atas monumen ini, kita bisa melihat pemandangan kota Vientiane, dan taman sekitar Momumen Patuxay ini. Ada juga air mancur gede di depan monumen

Dan aku lupa harga tiketnya berapa :(( Mungkin hampir sama dengan site lainnya kali ya :((


3. Tempat Belanja dan Oleh-Oleh Laos
Tempat belanja menjadi suatu tempat yang harus dikunjungi karena ada kata "oleh-oleh". Kalau mau belanja di mall, di Vientiane katanya hanya ada satu mall. Vientiane New World. Nggak kecil-kecil amat kok mall-nya. Aku sempat kesana untuk ngadem, dan belanja di Miniso. Kayaknya ya, kalau aku punya kesempatan lagi buat keluar negri, aku bakal datengin miniso-miniso-nya. Karena barangnya beda-beda cooy. Dan pas banget kemaren, lagi banyak promo harga sekian dapet 2 barang gitu.

Kalau berbicara soal tempat beli oleh-oleh, ada dua pilihan. Morning Market dan Night Market. Wwkwk. Morning market terletak di sebuah gedung yang dibelakangnya ada stall-stallnya gitu. Harga-harga barang yang di dalem gedung itu lebih mahal daripada yang di kios-kios luar gedung. Tapi semuanya bisa ditawar kok.

Morning Market itu buka dari jam 8 dan tutup bada' asar (WKWK) sekitar jam setengah 4, pedagang mulai beres-beres dagangannya. Ohiya, kalo kata google maps, Morning Market itu buka jam 6. TETOT SALAH BESAR. Yang bener mereka baru buka jam 8. Itu juga belum semuanya buka. Semuanya baru benar-benar buka mungkin sekitar jam 9an. Ada cerita lawak sih di balik pengetahuan tersebut. Tapi, akan aku ceritakan di part berikutnya saja.

Night Market terletak di pinggiran Sungai Mekong. Mungkin sekitar jam setengah 5-jam 5 sore udah pada buka kali ya. Aku kesana sekitar jam 5 sore. Dan tutupnya jam 10 malam. Bisa dibilang, Night Market-nya Vientiane itu versi malam-nya "Sunmor Jogja". Berbagai stall bertenda dipasang di sepanjang jalan pinggir Sungai Mekong. Ada beberapa jajanan, baju, celana dan berbagai penjual oleh-oleh.

Oleh-olehnya apa aja sih? Satu hal yang khas Laos banget adalah kain tenun-nya. Kain tenun versi mahal yang tersedia di Morning/Night Market bisa berkisar 100.000-1.300.000 LAK (mata uang Laos) atau sekitar 170.000 rupiah sampai 3 juta rupiah. Mantap jiwa bukan. Harganya tentu tergantung kualitas kainnya ya, guys. Tapi, temenku kemaren berhasil dapet kain seharga 50.000 LAK atau 85.000 rupiah di Night Market dengan kekuatan tawar menawar seorang wanita. WKWK.

Oleh-oleh lainnya yang bermakna buat aku sih keripik buah. Keripik buah merek Dao. Itu ENAK BANGET DEH. Tersedia dalam kemasan plastik kecil dan besar. Keripik buah yang mix sih yang aku coba kemaren, nggak nyoba rasa lain. Krenyesnya pas, nggak ada yang keras sama sekali. Manisnya pas.
Credit: http://www.daoheuanggroup.com

Dao ini merupakan perusahaan makanan besar di Laos. Dia juga jualan kopi dan minuman coklat.

Aku sempet tanya sama panitia yang merupakan warga lokal Laos, "oleh-oleh khas Laos tuh apa aja?" Selain kain, dia menjawab keripik pisang. Tapi aku nggak menemukan yang pisang doang kemaren. Ya mungkin kurang beruntung.

Ohiya, soal harga, jika dibandingkan antara Morning dan Night Market, aku akan menjawab lebih murah Morning Market secara umum. Ada beberapa barang yang lebih murah di Night Market sih, contohnya kain yang bisa ditawar sadis gitu sama temenku. Di Morning Market nggak bisa dapet kain dengan duit segitu. Tapi kalau oleh-oleh macam gantungan kunci, magnet kulkas, dompet/tas dan pajangan, lebih murah di Morning Market.

"Eh eh, kalau make-up gimana? Bisa buka jastip nggak?"

Nah, kalau soal jastip, aku nggak terlalu yakin sih. Di Morning Market ada beberapa kios yang jual makeup murah gitu. Ada beberapa yang harganya harga mahal juga. Temenku sempet beli lipstick etude for only 5ribu LAK. Atau sekitar delapan rebu lima ratus rupiah. BAYANGKA LIPSTICK NGGAK SAMPE SEPULUH RIBU COY. Ya tapi itu limited gitu sih. Harga aslinya kalau di syopi berkisar 130-145 ribu rupiah wkwkw. Parah banget kan. Tapi nggak semua lipstick sih yang harganya segitu. Pinter-pinternya kita milih toko & barangnya.

Harga asli Rp145K, di Laos bisa dapet Rp8.5K. Mantap?

Epilog

Kurasa itu dulu buat cerita hari ke-10 ini. Karena aku sudah bingung mau nulis apa lagi, dan kalau ini nggak segera dipublikasi, 30 Days Blogging Challenge ini ga bakal kelar-kelar.

So, adios!

P.S. The title has P.1 (part 1, I want to write part 2 as I still have lots to share but let's just see if I have the mood to write that, LOL)

Comments

  1. numpang share ya min ^^
    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Coretan atau catatan kecil dari kamu akan sangat berarti buat penulis. Terimakasih :)