Short Trip to Gunung Kidul : Pantai Nglolang ?
Assalamu’alaikum
Hari ini aku mau muncul di blog dengan topik tulisan yang
berbeda, karena aku habis jalan-jalan dan punya konten buat nulis HAHAHAHAHA.
Jadi 30DBC-nya dipostpone ya, hehe. (Padahal mah yang hari ke7 udah
telat berapa jam)
Jadi, baru-baru ini aku memberanikan diri buat ke Pantai
Gunung Kidul.
Lah? Kok memberanikan diri? Emang apa yang menakutkan?
Sesuai judulnya aku bakal bahas perjalananku dari Jogja ke Pantai Nglolang yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul. Tapi ada hal menarik yang ternyata aku temukan baru-baru ini. Baca sampai akhir yaaaa
Sesuai judulnya aku bakal bahas perjalananku dari Jogja ke Pantai Nglolang yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul. Tapi ada hal menarik yang ternyata aku temukan baru-baru ini. Baca sampai akhir yaaaa
Prolog
Sejak aku officially pindah ke Jogja, Gunung Kidul memiliki
image “punya pantai bagus-bagus semua tapi jalannya serem-serem semua” karena
gunung, jadi berlika liku dan menanjak dan turunan. Dahulu aku yang baru bisa
mengendarai motor saat kuliah kan jadi takut gitu ya.
Sebenarnya sebelum ini, aku sudah pernah ke Gunung Kidul 4 kali.
Tapi semuanya selalu nebeng orang. Sekalinya aku nyetir, gantiannya pas masih
di jalan datar alias di Bantul/Sleman. Hehehe. Daripada aku membahayakan
penumpangku? Hayoo.
Nah, keberanian ini muncul atas kebutuhan.
Sebelum ke pantai ini, aku pernah sekali ke Gunung Kidul dan
nyetir sendiri karena ada urusan penting di Gunung Kidul. Lagi-lagi seperti
urusan yang harus kulakukan ketika aku berani nyetir ke Temanggung. Mirip-mirip
lah.
Tapi! Ke Temanggung jalannya cukup datar (Sleman-Magelang).
Memang di Temanggungnya aja yang sedikit menanjak tapi gak lebay-lebay banget
gitu.
Nah ini. Gunung Kidul beneran jadi momok lah buat aku. But,
again, mau gak mau aku harus berangkat. Jadinya, aku berhasil nyetir ke Gunung
Kidul sendirian tanpa diboncengin orang. Waktu itu keperluanku hanya di
Kecamatan Wonosari, pusat dari Kabupaten Gunung Kidul. Kesana jalannya cukup
berliku juga tapi mosty jalannya datar-datar aja, nggak aneh-aneh.
Prolognya panjang amat. Udah ah. Intinya akhirnya aku
memberanikan diri buat menyetir motor ke pantai di Gunung Kidul yeay.
Sebenarnya aku jalan dari Condong Catur, tapi karena ada
beberapa bisnis yang harus dilakukan, aku harus ke Mlati dan ke Umbulharjo. Aku
start dari rumah jam setengah 6 pagi (Ohiya, perjalananku ini hari Jum’at, hari
pendek memang tapi karena aku jalannya sama patner perbolanganku, Arina yang sama-sama wanita, jadi ga
ada kewajiban buat Sholat Jum’at wkwk)
Aku sampai di Umbulharjo, Kota Yogyakarta sekitar jam 5.50.
Setelah bisnis selesai, aku memulai perjalanan yang sebenarnya pada jam 6.19
(Thankyou for google timeline/maps karena sudah provide informasi penting buat
kepentingan travel blogging seperti ini)
Perjalananku ke pantai dibagi jadi dua sebenarnya. Kota
Yogya-Wonosari, Wonosari-Pantai. Dibagi karena aku harus sarapan di tengah
jalan wkwkw.
Niatnya kami ingin mencari warung yang jualan nasi uduk,
dibungkus terus bisa makan di pantai.
Tapi sampai Wonosari, kami gak nemu hahaha. Jadinya aku
mlipir di sebuah warung makan di daerah Kepek, Wonosari. Kalau lain kali ke
pantai dan lewat rute yang sama, aku mau banget sarapan di situ lagi. Kenapa?
Enak dan mayan terjangkau coy wkwk (ntah mengapa aku selalu punya pandangan kalau warung makan di dekat tempat wisata itu mahal). Sayangnya, aku gak hapal
nama tempatnya, dan di maps juga belum ada tempatnya yang bisa disearching. Lokasinya
ada di Jl. Kyai Legi, sebrang Masjid Jannatun Na'im H. Soeradji. Kalau
masjidnya ini ada di google maps, bisa di cari disana :D
Waktu itu aku butuh yang hangat-hangat jadi aku sama temenku
nyobain soto sapi. Jadi aku pesen soto sapi 2, sama teh anget satu.
Surprisingly, soto sapinya dihidangkan dengan sebuah bakso coy. Aku belum
pernah sih nemu yang kayak gini. Apakah ini adalah hal yang umu di Gunung
Kidul? Ntahlah. Aku belum pernah makan soto sapi disana, selain di tempat itu.
Soto Sapi berbakso |
Ohiya, tempatnya juga cukup luas, bisa duduk bisa lesehan. Ada
kamar mandi juga kalo yang pagi-pagi suka beser.
Harganya? Totalnya 23 ribu. Perkiraanku soto sapi 10
ribu/porsi dan tehnya 3 ribu/gelas. Kalau untuk tehnya memang sedikit lebih
mahal (biasanya 2ribu kan) di warung-warung lainnya. Tapi karena aku cuman
pesen satu gelas buat berdua (karena sudah bawa minum air putih), jadinya
terasa murah-murah aja. Sarapan 11.500 per orang.
Breakfast: checked!
Aku selesai sarapan sekitar jam 7.45 dan melanjutkan
perjalanan ke pantai pertama : Pantai Nglolang!
Ohya, sebelum bahas pantai-pantainya, aku dan temanku
sengaja ingin memilih destinasi pantai yang belum terkenal banget alias rame
banget kayak Baron, Indrayanti, Poktunggal, dan sebagainya. Walaupun kami juga
ga mengunjungi pantai yang masih perawan banget gitu. Aku belum berani
mengingat mungkin medannya menantang.
Pantai Nglolang
Perjalanan dari kota Wonosari ke Pantai Nglolang ini memakan
waktu sekitar 40 menit, dengan sepeda motor ya teman-teman.
Berdasarkan review beberapa local guides di Google Maps,
pantai Nglolang ini masih termasuk sepi. Ukurannya memang kecil, nggak selebar
pantai-pantai besar kayak Indrayanti, Poktunggal.
Untuk kesini gak sulit-sulit amat sebenarnya. Aku
mengandalkan both google maps dan
papan petunjuk. Kalau mau kesini ikuti lah papan petunjuk ke Pantai Sepanjang.
Nah kalau udah sampai Pantai Sepanjang, masuk aja, karena
buat ke Pantai Nglolang memang harus ngelewatin Pantai Sepanjang. Dilewatin aja
tuh parkirannya sampai nemu jalan naikkan yang memang belum beraspal alias
masih kombinasi tanah dan batu. Gak ekstrim banget kok naikkannya, buat yang
sudah lama naik motor dan pernah naik yang berbatu-batu.
Dari situ, jalannya nggak terlalu jauh dan sampai deh di
Pantai Nglolang.
Kata beberapa local guides dan travel blogger, buat ke
Pantai Nglolang ini kamu sebaiknya nitip kendaraan di Pantai Sepanjang dan
jalan kaki sekitar 15-20 menit ke Pantai Nglolang. Bayanganku tuh jalannya
sempit abis ngeri, naikan bertangga, berbatu banyak, kayak hutan full kanan
kiri.
Ternyata tidak.
Disclaimer : kalau kamu bawa mobil, memang perlu parkir di
Pantai Sepanjang dan berjalan kaki, hehe
Aku sama temenku nyobain aja tuh lewat jalan itu. Memang
berbatu, tapi aku pernah ngelewatin jalan yang lebih parah jeleknya daripada
itu pake motor wkwkw, jadi santai-santai aja.
Sampai lah di pantai Nglolang!
Tampak Kiri Pantai Nglolang |
Tampak Kanan Pantai Nglolang |
Nah, Pantai Nglolang ini katanya sudah cukup sering digunakan buat camping karena ukuran yang tidak terlalu besar dan sepi jadi bisa dibilang cukup "private". Dan memang pantai ini sudah terbilang cukup kotor karena banyak remah-remah(?) arang bertebaran sana sini.
Sejujurnya aku sedikit kecewa karena imajinasiku tentang pantai "private" yang masih bersih. Kalau sepinya sudah tidak diragukan lagi. Pagi itu aku pengunjung pertama, diikuti dengan seorang bapak yang sepertinya warlok (warga lokal) karena beliau datang ke pantai itu buat memancing.
Di pantai ngelolang ini juga didominasi batu dan karang. Kanan kiri di batasi bukit karang. Kalau mau main air kecipak kecipuk juga banyak batu-batunya. Bahkan aku naro barang-barangku juga di balik batu.
Ohiya, disini enggak ada warung. Jadi, pastikan kamu membawa bekal air minum dan jajanan.
Warung terdekat itu adanya di Pantai Sepanjang, ya nggak jauh-jauh banget juga sih sebenernya. Kalau mau cari toilet juga terdekat di Pantai Sepanjang.
5+2 |
My rate for this beach : 7/10
Bisa dibilang biasa aja. Tadinya mau ngasih 3 out of 5 tapi poin lebih kukasih karena ini Gunung Kidul. Pasir putihnya tetap memanjakan mata.
Nah, masih ada satu pantai lagi yang aku kunjungi hari itu dan lebih bagus dari Pantai Nglolang, curious? Tunggu post selanjutnya yaaaa
Wassalam.
______________________________________
Cerita unik di akhir cerita.
______________________________________
Karena rasa kecewa yang
dihasilkan dari Pantai Nglolang, aku mencoba searching lagi tentang
Pantai Nglolang. Dan haloo, ternyata pantai yang aku kunjungi terlihat berbeda
dengan pantai Nglolang, ha ha ha ha.
Kayaknya aku salah kaprah deh.
Waktu menjelajahi jalan setelah melewati pantai Sepanjang, aku sedikit bingung
sejujurnya.
Tidak jauh dari jalan setelah
Pantai Sepanjang, kami menemukan pantai kecil. Tidak ada papan namanya memang.
Tapi kata google maps, kami sudah sampai di Pantai Nglolang. Tapi masih ada
jalan terus. Kata mas-mas penjaga parkir pantai Sepanjang, “Pantai Nglolang
masih lurus lagi dari Sepanjang mbak.” Begitu lah.
Jadi ketika menemukan pantai yang
aku foto itu, aku masih menyetir lurus lagi sebenarnya. Aku naik ke suatu “bukit
karang” tapi atasnya tanah gitu. Bingung gak? Dari situ sebenarnya ada jalan
lurus lagi, tapi itu sepiii banget. Aku sedikit ragu, “pantainya masih terus
apa udah disini aja.”
Waktu itu aku pengen foto-foto
sejenak di atas bukit kecil itu. Tapi kamera yang aku bawa tuh rada error gitu,
sedikit menyebalkan. Daripada berlama-lama di bukit itu gak ngapa-ngapain,
akhirnya aku turun lagi. Ke pantai yang aku bahas itu, seperti kata Google Maps
tadi.
Setelah aku lihat foto-foto di
Pantai Nglolang di beberapa website travel reviewer, sepertinya aku belum
sampai ke Pantai Nglolang. Because it really looks different. Pantainya masih
bersih. Kanan kiri juga ada beberapa tanaman ijo-ijo juga, gak cuman batu
karang doang. But Oh Well, berarti attempt buat mengunjungi pantai “private”
belum berhasil. Maybe next time :)
And... that's it! See you on the next post
uwww rider bangett sekarangg.. bonceng akuu dong twinnni wkwkwk
ReplyDeleteYaAllah twiniiii masi buka blog aku yang makin berdebu ini :" sini dulu lah ke jogja baru aku boncengiiin
Delete